Mengonsumsi kopi sudah menjadi hal wajib bagi para penikmatnya, mereka akan terasa candu ketika mengkonsumsi minuman berkafein ini. Saat ini penikmat kopi sudah ada di era Third wave coffee. Sobat Kopen baru dengar istilah ini ya? Secara singkat Third wave coffee ini merupakan masa di mana seseorang menganggap kalau kopi bukan hanya penghilang haus dan pembakar semangat, tetapi juga minuman yang wajib dikonsumsi setiap harinya atau dalam kata lain sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Di era ini juga penikmat kopi tidak sekadar menikmati, namun juga ingin mengetahui perjalanan kopi itu sendiri dari proses hingga menjadi secangkir kopi.
Awal perjalanan kopi
Cerita ini dimulai dari kriteria biji kopi siap panen, teknik penjemuran biji kopi hingga penyangraian biji kopi atau kita sering disebut proses roasting. Melalui artikel ini, Kopen akan menjelaskan secara singkat seperti apa awal perjalanan biji kopi hingga menjadi secangkir kopi yang nikmat dan memiliki cita rasa yang khas.
Kriteria Biji Kopi Siap Panen
Indonesia memiliki pohon kopi yang tersebar luas, namun tingkat kematangan kopi tidak bisa dipastikan akan terjadi serentak, karena tanaman ini membutuhkan waktu 2,5 – 3 tahun untuk kopi robusta dan 3 – 4 tahun untuk arabika. Oleh karena itu, proses panen biji kopi membutuhkan waktu yang lama. Biasanya pohon kopi mulai panen di bulan Mei atau Juni dan berakhir di Agustus atau September.
Buah kopi atau ceri kopi yang sudah matang biasanya dilihat dari warna kulitnya. Kalau ceri tersebut berwarna merah, artinya telah matang dan siap untuk dipetik. Supaya lebih jelas, berikut kriteria biji kopi ketika proses panen.
- Ceri berwarna merah tua, artinya biji kopi ini sudah terlalu matang biasanya ditandai dengan biji kopinya berwarna coklat atau kehitaman. Aromanya mengeluarkan bau tanah dan body kopi akan menurun. Kondisi seperti ini disarankan untuk cepat dipetik.
- Ceri berwarna merah, artinya biji kopi ini sudah matang sempurna. Aroma dan body kopi telah terbentuk dengan sempurna. Kondisi terbaik untuk memetik biji kopi.
- Ceri berwarna kuning kemerahan, artinya biji kopi ini sudah mulai matang. Aroma dan body kopi mulai terasa sempurna. Kondisi seperti ini boleh untuk dipetik
- Ceri berwarna kuning kehijauan, artinya biji kopi ini masih belum matang. Aroma dan body coffee masih sangat lemah dan sangat tidak disarankan untuk di petik.
Wah, ternyata tiap ceri kopi itu berpengaruh pada aroma dan body kopi yang nanti dihasilkan, ya. Sekarang, Sobat KOPEN kan sudah tau pemilihan biji kopi mana yang disarankan untuk dipetik dan tidak. So, kita lanjut ke proses pemetikan biji kopinya.
Proses Pemetikan Biji Kopi
Pada tanaman kopi, biasanya yang sudah terlalu matang cenderung akan rontok dari tangkai dengan sendirinya. Secara otomatis, biji tersebut akan menyerap aroma tanah dan hal ini akan mengakibatkan kualitas kopi turun. Maka disarankan untuk memetik dengan segara ketika biji kopi sudah matang dengan sempurna. Tapi, perlu kamu ketahui nih ternyata ada juga lho teknik pemetikan biji kopi.
- Pemetikan selektif. Pemetikan ini biasanya berlaku hanya untuk ceri yang berwarna merah atau sudah matang sempurna. Sisanya, ceri-ceri akan dibiarkan dan dipetik ketika sudah matang.
- Pemetikan setengah selektif. Pemetikan ini biasanya berlaku untuk semua ceri yang ada dalam satu dompol (tangkai ceri kopi). Syaratnya dalam dompolan tersebut terdapat ceri merah atau ceri yang sudah matang sempurna.
- Pemetikan serentak. Pemetikan ini biasanya berlaku untuk semua ceri yang ada dalam satu dompol. Baik itu masih ceri hijau atau kuning dan merah ceri akan tetap dipetik, biasanya proses ini terjadi ketika akhir musim panen.
- Lelesan. Proses ini tidak dipetik, namun mengambil ceri yang sudah jatuh dari pohonnya. Biasanya ceri yang diambil sudah terlalu matang.
Pascapanen Biji Kopi
Setelah melakukan pemetikan, para petani kopi melakukan sortir biji kopi. Dalam tahap ini, kopi dipisahkan dari kotoran-kotoran yang tercampur dan dipisahkan dari biji kopi yang rusak. Setelah dipanen, biji kopi tidak langsung dikupas dan disangrai. Ada tahap pengolahan yang harus dilakukan sebelum di roasting, proses tersebut bernama pascapanen. Berikut metode pascapanen yang harus kamu ketahui.
- Metode basah (Full washed). Pada proses ini biasanya biji kopi dimasukan kedalam air, lalu jika biji tersebut mengapung artinya biji tersebut memiliki kualitas yang buruk atau cacat. Kopi yang diolah secara basah (washed) biasanya akan menghasilkan seduhan rasa yang lebih jernih, body cenderung ringan dengan tingkat keasaman (acidity) lebih banyak.
- Metode giling basah (Semi washed). Semi washed atau giling basah melibatkan dua kali proses pengeringan biji kopi. Setelah dipetik, kulit luar biji kopi akan dikupas menggunakan depulper dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Taste kopi pada proses semi wash cenderung body lebih penuh dengan tingkat keasaman lebih rendah dan aroma yang spicy.
- Metode kering (Natural). Proses ini biasanya dilakukan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari. Kopi ini harus dibolak-balik secara berkala agar biji kopi mengering untuk menghindari jamur atau pembusukan. Biji kopi yang diproses dengan cara ini biasanya menghasilkan keasaman (acidity) rendah, rasanya yang eksotis dan body yang lebih banyak.
- Pulped natural. Pada proses ini biji kopi memiliki konsistensi karakter rasa yang lebih tinggi karena tidak melalui tahap fragmentasi. Itulah sebabnya, kopi yang dihasilkan akan lebih hambar. Oleh karena itu, para petani jarang menggunakan proses ini.
Proses Sangrai Biji Kopi (Green bean)
Setelah proses pascapanen, ceri kopi telah berubah menjadi green bean. Selanjutnya proses yang akan dilakukan yaitu roasting atau penyangraian biji kopi. Me-roasting green bean tidak semata-mata tinggal menyangrainya dengan alat roasting, namun ada teknik yang harus dilakukan karena pada dasarnya me-roasting adalah sebuah seni dalam dunia kopi. Pada dasarnya, roasting adalah proses mengeluarkan air dalam biji kopi, mengembangkan bijinya dan menciptakan aroma pada biji kopi tersebut. Nah, supaya makin paham tentang cara me-roasting kopi kamu harus tau dulu nih tingkatan-tingkatan roasting-nya.
- Light roast. Pada tingkatan ini, green bean disangrai pada suhu 180⁰ – 205⁰ C. Memiliki tingkat kematangan yang rendah, biji berwarna coklat terang dan cenderung lebih kering serta tidak berminyak. Biji kopi yang di roasting dengan takaran light memiliki tingkat keasaman dan caffeine yang tinggi. Karakter yang muncul pada roast bean ini earthy, floral dan buttery.
- Medium roast. Pada tingkatan ini, green bean disangrai pada suhu 210⁰ C. Tingkat roasting ini yang biasanya sering dipilih, karena memiliki caffeine yang rendah. Namun, keseimbangan rasa, aroma dan tingkat keasaman tetap terjaga. Selain itu biji kopi ini tidak memiliki kadar minyak.
- Dark roast. Pada tingkatan ini, green bean akan disangrai pada suhu 240⁰ C. Tingkat roasting paling matang, jika green bean disangrai melebihi dark roast akan merusak cita rasa kopi tersebut. Pada tingkatan tersebut.
Ketika biji kopi di roasting, akan ada reaksi kimia yang akan menciptakan intisari biji kopi dan akan berpengaruh pada cita rasa kopi itu sendiri. Intisari biji kopi itu berupa minyak kopi yang berubah menjadi caffeol (sejenis minyak yang mengambang), namun minyak ini termasuk yang akan larut pada air, ya!
Proses Penggilingan Biji Kopi (Grind Coffee)
Setelah biji kopi di roasting dan tidak berbentuk green bean, artinya kopi siap kamu giling atau grind sesuai kebutuhan. Menurut artikel Gordi direkomendasikan menggiling roast bean secara dadakan ketika kita ingin menyeduh kopi.
“Lho, memangnya apa bedanya? Apakah berpengaruh ke citarasa kopinya?”
Sebenarnya ini bukan hal yang wajib dilakukan, namun disarankan untuk mendapatkan rasa dan aroma kopi yang lebih strong. Karena kopi bubuk yang sudah digiling dan disimpan terlalu lama di wadah atau jar akan mengubah aroma dan rasa dari kopi itu sendiri. Supaya bubuk kopi tetap terjaga kualitasnya, gunakan jar atau wadah yang kedap udara dan simpan di tempat yang bersuhu normal. Dalam menentukan skala gilingan biji kopi, kamu harus tau dulu nih kopi seperti apa yang ingin kamu konsumsi. Nah, supaya Sobat Kopen gak salah pas nentuin skala gilingan biji kopi, Kopen bakal kasih tau nih tipsnya:
- Gilingan Kasar (Coarse)
Pada gilingan ini, teksturnya mirip seperti garam laut. Metode seduh yang cocok untuk gilingan kasar yaitu French press, Cold drip, Cold brew dan Cupping.
- Gilingan Sedang (Medium)
Pada gilingan ini, teksturnya mirip seperti pasir tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus juga. Metode seduhan yang cocok untuk gilingan medium yaitu V60, Kono, Aeropress, Vietnam drip dan Syphon.
- Gilingan Halus (Fine)
Pada gilingan ini, teksturnya mirip seperti susu bubuk atau seperti kopi instan bubuk yang banyak dijual pasaran. Metode seduhan yang cocok untuk gilingan halus yaitu Tubruk Halus, Espresso dan Moka pot.
Sekarang, jangan bingung-bingung lagi ya dalam menentukan gilingan kopi. Ketika membeli produk kopen, sudah menjadi hal wajib memilih jenis gilingannya karena kalau kamu tidak menentukan gilingannya, akan dikirim dalam bentuk beans atau biji. Jenis kopi dark roasted biasanya lebih mudah hancur jadi disarankan memilih gilingan kasar. Sedangkan bila jenis roasting medium dan seterusnya biasanya biji kopinya tidak mudah hancur jadi disarankan memilih gilingan medium atau fine.
Akhir Perjalanan Secangkir Kopi
Wah, ternyata proses kopi sangatlah panjang, ya. Mulai dari pemilihan, pemetikan, pascapanen, sangrai hingga penggilingan biji kopi benar-benar dilakukan secara detail dan profesional juga tentunya. Tapi di balik kenaikan minat kopi yang meningkat apakah para petani kopi juga mendapatkan benefit yang sesuai?
KOPEN merangkul para petani yang ada di Indonesia untuk maju bersama membawa kopi indonesia makin mendunia. Kami mengedukasi dengan cara pelatihan kepada para petani kopi, bagaimana cara memproduksi biji kopi dengan tepat serta berkualitas serta bagaimana cara memasarkan kopi sesuai dengan target pasar. Selain manajemen biji kopi itu sendiri, kami juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos sebagai pengganti pupuk kimia agar kualitas biji kopi yang dihasilkan lebih berkualitas. For your information nih guys, penikmat kopi KOPEN tidak hanya di Indonesia saja, lho! Kopi KOPEN sudah tersebar hingga ke beberapa negara seperti Hongkong, Timur Tengah, Rusia hingga Jerman. Wah! Patut bangga nih Kopen sudah mengenalkan kopi Indonesia ke berbagai negara.
Akhir dari perjalanan ini, secangkir kopi sudah siap kamu nikmati setelah melalui proses yang panjang. Berawal dari ceri kopi hingga bubuk kopi yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. So, enjoy your coffee, guys!